
Madura identik dengan kegersangan, semua orang tau itu. Tapi tahu kah anda bahwa dibalik kegersangan itu Madura menyimpan banyak eksotisme didalannya. Satu diantaranya adalah eksotisme pertaniannya.
Minggu early morning beberapa waktu lalu saya sudah melintas diatas jembatan Suramadu. Selepas jembatan, tepatnya di perempatan desa Alang Alang arah Kwanyar mata keranjang saya yang jelalatan tergelitik oleh satu penampakan yang memukau.
Di seberang kanan jalan akses jembatan Suramadu terlihat hamparan permadani hijau, sawah petani. Saya tak pernah temui ini sebelunnya setiap kali ke Madura. Daerah ini terkenal tandus dan gersang, panasnya sanggup membakar kulit tubuh kita. Atau kebetulan sekarang lagi musim hujan dan bertepatan dengan masa tandur ?
Spontan saya putar balik, kendaraan saya luncurkan ke arah sana, saya pengen lebih dekat lagi dengan objek hijau itu. Apakah disana ada aktifitas manusia? Ternyata di tengah hamparan hijau itu terlihat para petani sedang menggarap sawahnya masing-masing. Entah mereka sebagai pemilik lahan atau cuma petani penggarap / buruh tani, saya tak tau itu.
Ada sekelompok ibu bersenda gurau di pematang, bersiap memulai aktifitasnya. Sementara di kejauhan terlihat ibu-ibu lain sedang membungkuk-bungkuk sambil berjalan mundur di tanah sawah yang becek. Mereka sedang tidak bercinta lagi uph.... salah ! maksud saya mereka sedang tidak bermain-main, tapi tandur bibit padi. Dan di petak sawah yang lain bapak-bapak sedang membajak sawah bersama sapinya.
Menyenangkan melihat pemandangan seperti ini dipagi hari, bak asupan gizi buat kesehatan mata yang selama ini jelalatan untuk hal-hal lain.
Ini terlihat kontradiktif ketika mata kita arahkan ke sisi Barat, jalan akses Suramadu. Sepagi ini jalan itu sudah terlihat sibuk. Kendaraan saling berkejaran melaju dengan kecepatan tinggi. Sementara disini, hanya berjarak puluhan meter segalanya terlihat tenang, ayem, tentrem semuanya begitu damai.
Saya membayangkan, andai di tengah hamparan hijau itu berdiri bangunan restoran ples (tanpa ples lagi) fasilitas lain yang berkonsep alam, dan menjadikan desa Alang Alang sebagai desa wisata tentu akan lebih asik lagi.
Jadi bagi wisatawan yang berkunjung ke Suramadu desa ini nantinya bisa jadi jujugan juga. Tidak seperti sekarang ini, begitu nyebrang jembatan wisatawan akan disambut kekumuhan tenda-tenda warung makanan , pedagang souvenir bahkan ponten / wc umum, tumplek blek jadi satu diarea yang sama, disgusting !






