Tuesday, May 15, 2012

Comfortably Numb


Sekitar awal 80 an, dua punggawa Pink Floyd ini pernah berseteru, mereka adalah Roger Waters dan David Gilmour. Karena konflik tersebut Roger Waters memilih hengkang dari Pink Floyd dan bersolo karir.
Nah, pada bulan Mei setahun yang lalu mereka berdua bertemu dalam satu kolaborasi menembangka lagu andalan Pink Floyd, Comfortably Numb (senin, 9/4  lagu ini dinyanyikan Dodi Katansi bersama bandnya, Seven Years Later di Radio Show TV One, tapi kurang bagus).
Saya tidak membicarakan perseteruan mereka, tapi saya akan bahas sedikit tentang setting panggung dimana mereka tampil. Pertunjukan live itu berlangsung di o2 Arena, London. Aroma Pink Floyd terasa sekali pada settingan panggung kali ini, mengingatkan kita pada konser mereka yang legendaris dan spektakuler, bertajuk The Wall. Dimana dinding raksasa dibangun diatas panggung selama pertunjukan berlangsung hingga akhir konser yang ditandai dengan dirobohkannya dinding tersebut.
Di Comfortably Numb kali ini panggung raksasa terbentang dihadapan penonton. Dengan setting bergaya minimalis, tak terlihat (sengaja tak diekspos) perangkat band, sound system, ataupun lighting, yang terlihat hanya dinding tinggi kusam membentang sepanjang panggung. Ada kesan magis. Disana berdiri sosok Roger Waters terlihat kecil dibanding dinding yang ada, sangat monumental. Dengan mik ditangan dan gaya panggung yang masih energik diusianya yang ke 68 Roger Waters membuka lagu dengan isyarat tangan "membelah" dinding raksasa itu, blaaaaarrr.... cahaya benderang pun menerobos dari balik dinding, visual effect yang mengagumkan. Dan, melantumlah Comfortably Numb yang cantik itu, Hello, is there anybody in there...dst. Ketika lagu memasuki refferen, sorot spotlight beralih ke tengah dan puncak dinding, disana sudah berdiri dengan gagahnya David Gilmour lengkap dengan gitar listriknya, There is no pain you are receding...dst.
Mendekati akhir lagu Roger Waters memukul-mukul dinding dengan kedua tangannya, blaaaarrrr...permukaan dinding itu berantakan, berhamburan, laksana kaca pecah, sekali lagi cahaya (kali ini berwarna-warni) menerobos keluar dari dalam, efek cahaya yang dihasilkan begitu dramatis, indah sekali...kontras dengan nuansa muram dan kusan sepajang lagu Comfortably Numb itu dilantunkan. Adakah pesan filosofis disana? bahwa tidak selamanya penderitaan itu bercokol terus dalam diri seseorang, ada saatnya kebahagiaan berpihak kepada kita, meski sekejap. Mungkin ini yang dimaksud Comfortably Numb, mati rasa yang mengasyikkan...
Dan, ketika Roger Waters mengangkat kedua tangannya secara perlahan, menyembullah dari dasar panggung siluet pilar dan balok-balok raksasa dalam jumlah cukup banyak, hingga menutupi keseluruhan back ground panggung yang tadinya berdiri dinding raksasa. Panggung pun kembali sunyi dalam kegelapan...