Saturday, October 8, 2011

Borobudur



Borobudur merupakan candi peninggalan agama Buddha yang paling unik di dunia. Dibangun abad 8 oleh Dinasti Syailendra yang sangat berpengaruh di Jawa pada waktu itu. Dibangun dari susunan 55.000 m2 batu, dengan rentang 123 m dan tinggi 42 m, memiliki 504 patung Buddha dan 1460 relief di dinding yang berisi ajaran Buddha menjadikan Borobudur sebagai bangunan candi terbesar di dunia.



Borobudur sempat menjadi pusat perziarahan agama Buddha di Jawa. Tidak sampai seabad kemudian terkubur debu vulkanik letusan gunung Merapi, mengakibatkan kondisi Borobudur terlantar dipenuhi pohon liar dan kemudian hilang dari peredaran, 'tersembunyi' dalam keheningan alam Bukit Manoreh.



Adalah Sir Thomas Stanford Rafles, penguasa Inggris untuk Hindia Belanda pada waktu itu, yang 'menemukan' Borobudur dan memerintahkan untuk membersihkan timbunan abu, tanah dan pepohonan liar.
Pekerjaan ini kemudian diteruskan oleh pemerintah Belanda yang menguasai kembali Hindia Belanda.
Rekonstruksi dimulai tahun 1907 oleh Theodorus Van Erp. Dan 65 tahun kemudian oleh Unesco (10 Agustus 1973) dipugar secara menyeluruh, mulai dari pembersihan jamur dan menjaga kelembaban batuan agar tidak mudah rusak dari dalam. Kemudian mengganti dan menambah batuan yang rusak dan hilang, memperkuat konstruksi agar lantai dan dinding tidak miring atau amblas. Serta pembutan jalur dan saluran drainase yang tersembunyi didalam candi.

Sistem drainase didalam candi

Ada tiga tingkatan kehidupan manusia digambarkan secara filosofi di Candi Borobudur. Yang pertama dan paling dasar, disebut Kamadatu, yaitu dunia penuh kenikmatan (ada 160 relief di tingkat ini) menggambarkan hubungan sebab akibat, bahwa manusia akan terikat pada karmanya, karena perbuatan kita yang sekarang akan mempengaruhi kehidupan kita di masa yang akan datang.



Tingkat kedua, Rupadatu (memiliki 1300 relief), menggambarkan manusia yang masih terikat dengan roda kehidupan, tapi mulai melawan keinginan-keinginan duniawi. Puncaknya manusia memenangkan pergulatan batin itu dengan mengalahkan hawa nafsu dan memasuki alam spiritual.




Tingkat ketiga, Arupadatu, menggambarkan dunia tanpa wujud, namun terjadi pencerahan dan manusia menjadi Buddha. Pada tingkatan ini  relief-relief sudah tidak tampak lagi, minimalis dan penuh keheningan. Yang ada hanya pelataran puncak berbentuk lingkaran (lambang kesempurnaan) yang tersusun dalam tiga teras. Masing-masing teras memiliki 32, 24 dan 16 stupa yang berbentuk melingkar yang didalamnya terdapat patung Buddha dalam berbagai posisi.

Keheningan melingkupi stupa di Arupadatu

Dan puncak dari kawasan ini adalah sebuah Stupa Utama, yang cukup besar terletak di tengah-tengah dengan wujudnya yang sangat polos dan bersih perlambang kesempurnaan.

Stupa Utama 




Bentukl asli stupa utama











No comments:

Post a Comment